时间:2025-05-30 21:56:46 来源:网络整理 编辑:知识
Warta Ekonomi, Jakarta - Amerika Serikat (AS) dilaporkan kembali bermanuver untuk mengekang pertumbu 怎么下载quickq苹果版
Amerika Serikat (AS) dilaporkan kembali bermanuver untuk mengekang pertumbuhan ekonomi hingga Industri dari China. Washington dikabarkan telah memerintahkan sejumlah besar perusahaan untuk menghentikan pengiriman barang menuju negara tersebut tanpa izin ekspor dari AS.
Dilansir dari Reuters, Jumat (30/5), Rezim Presiden Amerika Serikat, Donald Trump disebut tengah berusaha membatasi akses terhadap produk penting bagi sektor-sektor utama, termasuk perangkat lunak desain semikonduktor, bahan kimia seperti butana dan etana, peralatan mesin, dan peralatan penerbangan.
Baca Juga: Ketegangan China–Taiwan Memanas, Saling Tuduh Soal Serangan Siber
Dalam melakukan hal tersebut, salah satu manuver yang dilakukan mencakup pencabutan izin ekspor yang telah diberikan sebelumnya kepada sejumlah pemasok. Beberapa perusahaan teknologi dan industri besar bahkan mengaku telah menerima surat pemberitahuan soal itu dari Departemen Perdagangan AS.
“Dalam beberapa kasus, kami telah menangguhkan lisensi ekspor yang ada atau menetapkan persyaratan tambahan selama proses tinjauan berlangsung,” kata Juru Bicara Departemen Perdagangan AS.
Fokus utama dari pembatasan ini tampaknya menyasar industri semikonduktor, di mana perusahaan yang memasok perangkat lunak otomatisasi desain elektronik kini diwajibkan memiliki lisensi baru untuk melakukan pengiriman ke China. Langkah ini tidak serta-merta merupakan larangan penuh, melainkan ekspor akan ditinjau kasus per kasus.
Kebijakan ini juga berdampak pada sektor kimia dan manufaktur peralatan, termasuk perusahaan yang memproduksi bahan baku penting seperti butana dan etana, serta alat berat untuk produksi presisi tinggi.
Hingga kini, belum ada kejelasan apakah pembatasan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menciptakan daya tawar baru dalam negosiasi dagang dengan China.
Baca Juga: Jalur Kereta Internasional Vietnam-China Beroperasi Lagi
Gedung Putih belum memberikan komentar resmi mengenai kebijakan ini. Namun, sejumlah analis menilai kebijakan tersebut dapat memperburuk ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Rangkap Jabatan Wamen sebagai Komisaris BUMN Disorot, Dinilai Langgar Prinsip Tata Kelola2025-05-30 21:54
Muncul Siklon Tropis Trami, BMKG Ungkap Cuaca Panas di Bulan Oktober 20242025-05-30 21:43
FOTO: Melihat Toko Obat Herbal Tertua di Glodok Jakarta2025-05-30 21:17
Thailand Kembali Berencana Pungut Pajak Turis, Besarannya Rp121 Ribu2025-05-30 21:00
Prabowo Resmikan 17 Stadion di Indonesia Berstandar FIFA: Ini Prestasi Jokowi2025-05-30 20:44
20 Ucapan National Boyfriend Day yang Bisa Bikin Si Dia Tersipu2025-05-30 20:34
KY Buka Usulan Penerimaan Calon Hakim Agung2025-05-30 20:08
BMKG Prakirakan Jabodetabek Siang Ini Akan Diguyur Hujan2025-05-30 20:05
FOTO: Gaduhnya Geng Bayi Panda yang Syuting Video Ucapan Imlek2025-05-30 19:51
Jadi Tersangka Korupsi Impor Gula, Ternyata Tom Lembong Sudah Diperiksa Tiga Kali oleh Kejagung2025-05-30 19:41
Prabowo: Idulfitri Momentum Persatuan dan Solidaritas Bangsa2025-05-30 21:56
Kisah Misteri Pesawat 'Hantu', Terbang Tanpa Pilot Tewaskan 121 Orang2025-05-30 21:11
Tidur dengan Rambut Basah, Apa Saja Bahayanya?2025-05-30 20:50
Thailand Kembali Berencana Pungut Pajak Turis, Besarannya Rp121 Ribu2025-05-30 20:50
Rangkap Jabatan Wamen sebagai Komisaris BUMN Disorot, Dinilai Langgar Prinsip Tata Kelola2025-05-30 20:20
11 Cara Alami Ini Bisa Tingkatkan Daya Ingat, Anti2025-05-30 19:36
Ikuti Writing Competition MPMInsurance Gratis, Total Hadiah Jutaan Rupiah!2025-05-30 19:24
Babak Baru Perselisihan Trump vs Universitas Harvard, Dana Hibah Miliaran Dolar Terancam Melayang2025-05-30 19:23
FOTO: Koleksi Klasik Berakar Budaya Romawi dan Kisah Cinta Fendi2025-05-30 19:16
4 Manfaat Tak Terduga Kacang Almond untuk Diabetes, Gula Darah Aman2025-05-30 19:13